Sabtu, 16 Maret 2013 sekitar pukul 00.30 waktu Mekah kami
memulai puncak prosesi ibadah umroh, yaitu Thawab 7 keliling di Ka’bah. Dengan
dipandu 3 orang siswa Indonesia
yang sedang belajar di Mekah kami menjalani prosesi ibadah umroh ini dengan
khusyuk dan lancar.
Rukun umroh yang pertama adalah Niat yang sudah kami lakukan
pada saat miqot di masjid Biir Ali. Sekarang rukun umroh yang kedua Thawab
yaitu kegiatan mengelilingi Ka’bah sebanyak 7 kali putaran dimulai dari sudut
Hajar Aswad, berputarnya berlawanan dengan arah jarum jam. Bagi kaum lelaki
disunnahkan membuka pundak sebelah kanan minimal untuk sebanyak 3 kali putaran.
Pada saat posisi kita lurus dengan Hajar Aswad (ada tanda lampu warna hijau di
sebelah kanan kita) kita
disunnahkan mengangkat tangan sambil membaca “Bismillah
Allahuakbar” kemudian kita cium/kecup telapak tangan kita
masing-masing. Kegiatan mencium telapak tangan ini sebenarnya sudah bisa
menggantikan kegiatan mencium langsung Hajar Aswad (kalau memang tidak
memungkinkan mencium langsung karena desak-desakan). Dan sebaiknya bila kita
ingin mencium Hajar Aswad hendaknya dilakukan di luar acara Thawab.
Oh ya dalam hal mencium Hajar Aswad, kami mendapat pesan
dari mutawib kami bahwa hendaknya jangan dilakukan dengan memaksakan diri
berdesak-desakan bahkan sampai menyakiti orang lain atau membayar upah orang
lain agar membantu kita. Justru kegiatan yang demikian tersebut bukannya
bermanfaat justru dapat mendatangkan mudharat. Jadi kalau ada niat mau mencium
Hajar Aswad sebaiknya dilakukan sendiri tanpa harus menyakiti orang lain atau
mengupah orang lain.
Do’a yang dilantunkan selama Thawab kalau memang kita tidak
hafal do’a tiap-tiap putaran, bisa kita baca Tasbih “Subhanallahi wal hamdulillahi wa
laillahaillallah wallahuakbar”. Kemudian pada saat kita berada di sisi
rukun Yamani sampai rukun Hajar Aswad kita baca do’a “Rabbana atina fidunya hasanah wa
fil akhirati hasanah wa qina ‘adzabanar”.
Setelah Thawab kita cukup 7 kali putaran (selesai),
selanjutnya kita disunnahkan sholat 2 rekaat di belakang Maqam Ibrahim. Di
samping itu juga disunnahkan meminum air zam-zam Lalu membaca do’a yang
dipimpin oleh mutawib kami.
Rukun umroh yang ketiga yaitu Sa’i. Sa’i adalah kegiatan
lari-lari kecil antara bukit Safa dan bukit Marwah sebanyak 7 kali putaran.
Hitungan satu putaran dimulai pada saat kita sampai di bukit Marwah. Jadi cara
menghitungnya pada saat kita sampai di bukit Marwah yang pertama itulah satu
putaran. Kemudian kita kembali ke bukit Safa, setelah sampai di bukit Safa
berarti itu sudah dua putaran. Kesimpulannya adalah pada saat kita berada di
bukit Safa hitungannya genap, sedang pada saat kita berada di bukit Marwah
hitungannya ganjil.
Pada saat Sa’i disunnahkan membaca do’a dan kita cukup
mengikuti panduan dari mutawib kita. Ada
lagi sunnah pada saat sa’i yaitu lari kecil lebih cepat pada saat kita berada
di antara lampu berwarna hijau.
Nah, setelah selesai 7 kali putaran sa’i yang berarti posisi kita berada di bukit
Marwah, kita wajib menunaikan rukun umroh yang keempat yaitu Tahalul. Tahalul
adalah memotong sebagian rambut kepala kita minimal 3 helai rambut. Lebih afdol
menurut sebagian pendapat kalau kita mencukur rambut kita sampai gundul. Kita
boleh memotongkan rambut orang lain, tetapi syaratnya kita sendiri harus sudah
memotong rambut kita duluan.
Setelah selesai Tahalul, berarti masuk rukun umroh yang
kelima yaitu Tertib. Tertib berarti semua kewajiban yang merupakan rukun umroh
telah kita jalani. Yaitu mulai dari Niat Ihrom, Thawab, Sa’i, Tahalul.
Alhamdulillah acara prosesi puncak ibadah umroh kami telah selesai sekitar
pukul 03.30 waktu Mekah. Kemudian kami kembali ke hotel penginapan kami untuk
mandi pagi dan persiapan sholat subuh di Masjidil Haram yang pertama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar