shalat sempurna, shalat nabi, sholat nabi, shalat berjamaah, sholat berjamaah, shalat khusyu, sholat khusyu, tentang shalat, tentang sholat, bacaan shalat, bacaan sholat lazada

Jumat, 30 Desember 2011

Upaya Menjadi Insan Terbaik Di Tahun Baru

Tanpa terasa tahun baru 1433 H telah belalu 1 bulan. Kini kita berada di penghujung tahun 2011. Esok kita akan memasuki tahun baru 2012. Memasuki tahun baru tentunya banyak pengharapan akan kesuksesan dalam kehidupan dan yang terpenting adalah peningkatan kualitas keimanan kita.

Beberapa hal untuk meningkatkan kualitas keimanan kita agar kita menjadi insan terbaik di antaranya adalah:


1. Kita harus budayakan rasa malu.
Rasa malu pada kaum pria itu baik, tetapi lebih baik lagi apabila kaum wanita memiliki rasa malu. Wanita adalah tiang negara. Apabila hilang rasa malu pada kaum wanita, maka tunggu saja saat kehancuran sebuah negara itu. Wanita yang sudah tidak memiliki rasa malu, pada skala paling kecil akan merusak martabat dan

Jumat, 23 Desember 2011

Jangan Anda Jadi Pencuri Paling Buruk

Tentunya kita semua tahu bahwa mencuri adalah perbuatan yang tidak baik. Sehingga orangnya pun yang namanya pencuri pasti juga tidak baik. Kategori mencuri tidak tergantung besar - kecilnya atau banyak -sedikitnya barang yang kita curi. Meski cuma sedikit kalau itu bukan hak kita, lalu kita ambil, itu namanya juga mencuri. Waspadalah.

Peringatan dalam judul tulisan saya kali ini saya sadur dari pesan Rasulullah SAW, bahwa beliau berpesan janganlah kita menjadi pencuri yang paling buruk? Jadi pencuri apa itu? Yaitu pencuri dalam shalat. Lho koq, dalam shalat ada pencuri? Iya, kita tidak sadar bahwa setiap hari kita shalat justru kita mendapat predikat jadi pencuri yang paling buruk. Na'udzubillah. Apa itu? Yaitu orang yang tidak khusyu' pada waktu Ruku' dan Sujudnya saat sedang shalat.

Kamis, 03 November 2011

Makna Sabar

Ada salah satu sahabat saya yang rencananya berangkat haji tahun ini. Dia mengambil jalur haji plus melalui sebuah agen travel. Tanggal pemberangkatannya pun sudah direncanakan dengan matang. Segala persiapan perbekalan yang diperlukan juga sudah siap. Bahkan sudah sempat tasyakuran dengan mengundang beberapa kerabat dan sahabat-sahabat serta tetangga kanan kiri.

Tiba saatnya berangkat, ternyata pesawat yang akan ditumpangi tidak bisa mendarat karena cuaca saat itu tidak memungkinkan untuk mendarat. Cuaca hujan dengan mendung yang cukup pekat, sehingga menyulitkan bagi pesawat untuk mendarat. Akhirnya malam itu juga sahabat saya tadi tetap berangkat tapi harus menempuh jalur darat terlebih dahulu menuju ke bandara lain dengan jadwal penerbangan esok harinya.

Rabu, 19 Oktober 2011

Meningkatkan Kualitas Hidup Dengan 3 IS

Hidup dan kehidupan kita dari hari ke hari serasa datar dan biasa-biasa saja. Baik dari segi material maupun spiritual. Serasa semuanya berjalan tanpa ada penambahan kecepatan. Sampai kapan kita hidup dalam kondisi demikian?

Kiranya perlu kita renungkan bersama bahwa kita tidak cukup dengan hidup dan kehidupan kita yang datar-datar saja. Karena sesuai dengan  falsafah produktivitas mengatakan bahwa seharusnya hidup kita "hari ini harus lebih baik dari kemarin", dan "esok harus lebih baik daripada hari ini". Bila ternyata kehidupan kita datar-datar saja alias tidak ada perubahan ke arah yang lebih baik, berarti nilai produktivitas kita rendah.

Mari sekarang kita mencoba belajar meningkatkan kualitas kehidupan rohani kita dengan falsafah 3 IS. Yaitu Istiqomah, Istikharah dan Istigfar. Berikut uraian singkat 3 IS tersebut, semoga bermanfaat bagi kita semua.

Kamis, 29 September 2011

Yang Miskin Bingung Pun Juga Yang Kaya

Terkadang saya berpikir mengapa semua orang serba bingung. Bukan hanya yang miskin harta saja yang bingung, tetapi yang kaya pun juga bingung. Barang kali memang sudah menjadi sunatullah bahwa manusia diciptakan dalam keadaan bingung, susah dan mengeluh.

Bagi si miskin bingung bagaimana bisa memperoleh harta yang banyak agar bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Si miskin mengkhayal betapa nyaman seandainya punya banyak harta. Mau memiliki apa saja bisa tercapai. Itulah kebingungan si miskin.

Lalu yang kaya pun juga bingung. Banyak hartanya sampai bingung untuk dimanfaatkan ke mana harta yang banyak itu. Bingung bagaimana merawat harta yang banyak itu. Bingung menjaganya agar tidak diambil pencuri. Bingung membelanjakannya. Bingung ................ bingung dan semakin bingung.

Masya Allah, ternyata setelah saya pikir-pikir barang kali lebih banyak si kaya bingungnya dari pada si miskin. Barang kali juga kualitas bingungnya juga lebih berat si kaya dari pada si miskin. Makanya sering kita temukan orang kaya tahu-tahu mati mendadak karena serangan jantung. Ya mungkin saking bingungnya itu, sehingga selalu was-was dan deg-degan hartanya habis. Akibatnya jantungnya pun selalu berdegup kencang. Dan akhirnya.......... jantung pun jebol dan game over.

Nah, bukannya saya tidak suka kaya. Saya pun yang masih miskin ini juga pengin jadi orang kaya. Tapi setidaknya karena kita orang muslim tentu mengetahui rambu-rambu dari Allah SWT melalui Rasulullah SAW. Dengan rambu-rambu itu kita mengais rejeki Allah SWT dengan cara-cara yang diridhoi-Nya. Jadi kalau ingin  kaya jangan lantas menghalalkan berbagai cara untuk memperolehnya. Setelah mendapatkan harta sesuai yang diidamkan, pandai pula membelanjakan di jalan yang diridhoi Allah SWT.

Cara menyikapi kondisi miskin atau kaya bagi kita orang muslim adalah selalu bersyukur atas segala nikmat yang telah Allah berikan kepada kita. Ingat semakin banyak bersyukur, akan semakin bertambah nikmat Allah yang akan kita terima. Dengan sikap demikian, tentu akan membuat kita pandai bersabar manakala menerima cobaan (kemiskinan) dan pandai bersyukur manakala menerima nikmat (kekayaan).

Bahkan dalam salah satu haditsnya Rasulullah SAW bersabda yang kurang lebih intinya, bahwa orang-orang miskin yang bertakwa kelak di akhirat akan menjadi sahabat Rasulullah SAW.

Rabu, 07 September 2011

Mana Bukti Kemenanganmu?

Idul Fitri 1432 H sudah belalu beberapa hari yang lalu. Semoga dengan berhari raya Idul Fitri ini kita semua kembali menjadi insan yang suci sebagaimana makna Idul Fitri itu sendiri. Mengapa kembali suci? Ya sebagaimana kita tahu bahwa fitrah kita dari Allah SWT adalah insan yang suci. Kita terlahir ke dunia dalam keadaan suci alias belum ada noda dosa setitik pun.

Dengan berjalannya waktu, kita pun memasuki masa akhil balig. Mulai dari masa akhil balig inilah dosa-dosa pun mulai menempel pada diri kita. Mulai dari dosa yang kecil sampai dosa-dosa yang cukup besar. Baik dosa yang disengaja maupun dosa yang tidak disengaja.

Nah, karena Rahmat dan Kasih Sayang Allah SWT maka setiap tahun Allah memberikan 1 bulan khusus sebagai penghapus dosa. Yaitu bulan Ramadhan. Pada bulan Ramadhan para syetan dibelenggu sehingga kita pun jadi ringan mengerjakan amal kebajikan. Suatu misal, yang awalnya jarang sholat ke masjid jadi rajin sholat ke masjid (sholat taraweh). Yang biasanya masjid sepi jamaah, mendadak jadi ramai pada bulan Ramadhan.

Setelah menjalani puasa selama 1 bulan di bulan Ramadhan, tibalah saat Idul Fitri atau yang lazim orang menyebutnya sebagai hari kemenangan. Lho koq hari kemenangan? Menang atas apa atau siapa?

Ya, karena baru saja kita berjihad melawan hawa nafsu kita selama 1 bulan penuh. Menahan hawa nafsu dari hal-hal yang dapat membatalkan puasa kita. Dan akhirnya  kemenangan pun atas kita (bagi orang-orang yang berpuasa).

Tapi ironinya, setelah merayakan kemenangan itu, kita pun kembali terlena dengan mengumbar hawa nafsu kita. Kita terlena sehingga syetan mudah menggoda kita (karena syetan sudah tidak dibelenggu lagi). Perjalanan jihad selama 1 bulan seolah tidak membekas. Barang kali masih ada pengharapan untuk berjumpa kembali dengan Ramadhan tahun depan (kalau bisa dan ada umur panjang?). Siapa bisa memastikan?

Mari kita tunjukkan eforia kemenangan kita di hari yang fitri ini dengan semakin rajin beribadah dan rajin mendekatkan diri kepada Allah SWT. Semakin rajin sholat berjamaah ke masjid, semakin rajin bersilaturahmi, semakin rajin bersedekah dan sebagainya. Itulah barang kali makna kemenangan yang sebenarnya. Wallahu alam.

Sabtu, 27 Agustus 2011

Tradisi Mudik

Istilah "mudik" rupanya sudah menjadi khasanah bahasa Indonesia. Entah dari mana asal kata "mudik" itu, tetapi kita semua sepakat mengartikan kata "mudik" itu sebagai kegiatan "pulang kampung".

Lho koq pulang kampung? Iya, karena masyarakat kita yang menempati wilayah NKRI yang cukup luas ini, terjadi mobilisasi penduduk dari satu kampung atau daerah atau kabupaten atau pun provinsi bekerja mencari nafkah di daerah lain (di luar daerahnya). Sehingga momen pada setiap hari raya Idul Fitri selalu dijadikan acara Silaturahmi masal secara nasional, yang biasa kita sebut "Tradisi Mudik" alias pulang kampung.

Kita melihat betapa kuatnya ikatan bathin antar keluarga, sehingga kalau sampai tidak mudik pada hari raya Idul Fitri rasanya kurang afdol. Bagus memang, setidaknya tali silaturahmi tetap terjaga dan roda perekonomian pun berputar.

Hanya saja hendaknya kita yang merayakan hari raya Idul Fitri (mudik) dapat bersikap bijak. Dalam artian, jangan sampai menghambur-hamburkan uang yang dengan susah payah dicari dan dikumpulkan di tanah perantauan habis dalam sekejap pada acara mudik itu. Sehingga pada saat mau kembali lagi ke tempat perantauannya, mesti bingung mencari bekal dengan cara pinjam sana sini.

Satu hal yang lebih penting adalah, mampu menjaga nilai ibadah puasa kita. Jangan sampai acara mudik itu mengalahkan ibadah puasa kita. Mudik boleh, tapi puasa mesti jalan terus. Istilah para ulama jangan mengerjakan yang sunah (mudik) tapi justru meninggalkan  yang wajib (puasa Romadhon).

Akhirnya saya pribadi melalui media ini menyampaikan "Permohonan maaf kepada para pembaca, apabila selama ini banyak hal yang saya lakukan kurang berkenan di hati para pembaca yang budiman". Selamat hari Raya Idul Fitri 1432 H Minal 'aidzin Wal Faidzin, Mohon Maaf Lahir dan Bathin.


Selasa, 23 Agustus 2011

Kita Cuma Sekedar Tamu

Ada pepatah mengatakan "ibarat hidup ini hanya singgah untuk minum". Itulah kenyataannya memang tidak lama kita tinggal di dunia ini. Sebagaimana umat akhir jaman, usia kita rata-rata berkisar 60 - 70 tahun saja di dunia ini. Kalau toh ada yang lebih dari 70 tahun itu pun mungkin tidak banyak. Bila demikian halnya berarti kita ini ibarat sedang bertamu di dunia ini.

Ya, benar kita sedang jadi tamu di dunia ini. Lalu siapa tuan rumahnya? Tentu saja yang jadi tuan rumah adalah penguasa langit dan bumi, yaitu Allah SWT. Tapi pernahkah hal ini kita sadari?

Selasa, 16 Agustus 2011

Bahaya Lidah

Tiga bahaya lidah yang harus kita hindari:
- Murka Allah
- Kerasnya hati
- Siksa kubur
Apa sebabnya? Simak hadits-hadits berikut ini:

Dari Abu Hurairah, Nabi SAW bersabda: “Seseorang tiada terasa
tekadang mengucapkan suatu kalimat yang menjadi faktor ia
memperoleh ridha Allah, tahu-tahu derajatnya mananjak beberapa
tingkat. Dan sebaliknya seseorang terkadang melontarkan suatu
ucapan yang mengakibatkan datangnya murka Allah dengan tiada
diperhatikan tahu-tahu dirinya sudah jauh terperosok kejurang
neraka.“ (HR. Bukhari)

Dari Ibnu Umar, Rasul SAW bersabda : “Kalian jangan memperbanyak
omongan selain omongan yang mengandung dzikrullah sebab hal itu
mengakibatkan kerasnya hati, dan manusia yang paling jauh dari
rahmat Allah adalah yang keras hatinya.” (HR. Turmudzi)

Dari Ibnu Abas : “Bahwasanya Rasul SAW melewati dua makam lalu
bersabda : “Dua orang penghuni kubur ini tengah mengalami siksaan
berat, padahal tidak disiksa akibat sesuatu yang besar. Yang satu
sewaktu hidupnya suka mengadu domba, dan yang satunya lagi kurang
sempurna mencuci bekas kencingnya. (HR. Bukhari-Muslim)

Sumber: Mutiara Sempurna oleh Ustadz Akhmad Tefur

Rabu, 03 Agustus 2011

10 Wasiat Rasulullah SAW untuk Mengusir Bisikan Setan, Jin dan Manusia


Tulisan ini dikutip dari Tulisan Al-Ustadz Habib Zein Al-Hadi

1. Jika dia membisikkan: "Anakmu akan". Jawablah: "Semua akan mati, dan anakku akan ke surga, aku malah senang."
2. Jika membisikkan: "Hartamu akan musnah." Jawablah: "Tak apalah, pertanggung- jawabanku menjadi ringan."
3. Jika dia membisikkan: "Orang-orang menzalimi dirimu, sedangkan kamu tidak zalim." Jawablah: "Siksa Allah akan menimpa orang-orang zalim dan tidak mengenai orang-orang yang baik." (Aku serahkan kepada Allah SWT)
4. Jika dia membisikkan: "Betapa banyak kebaikanmu." Jawablah: "Kejelekanku lebih banyak." (Astaghfirullah) .
5. Jika dia membisikkan: "Alangkah banyak shalatmu." Jawablah: "Kelalaianku lebih banyak dari pada shalatku." (Lalai: tidak mengingat bahwa Allah mengawasi dirinya)
6. Jika dia membisikkan: "Betapa banyak kamu bersedekah kepada orang-orang. " Jawablah: "Apa yang aku terima Allah jauh lebih banyak dari yang aku sedekahkan."
7. Jika dia membisikkan: "Betapa banyak orang yang menzalimu." Jawablah: "Orang-orang yang aku zalimi lebih banyak." (Astaghfirullah) .
8. Jika dia membisikkan: "Betapa banyak amalmu." Jawablah: "Betapa sering aku bermaksiat." (A'udzubillah)
9. Jika dia membisikkan: "Minumlah minuman-minuman keras." Jawablah: "Aku tidak akan mengerjakan maksiat." (Aku minum sari ttauhid saja).
10. Jika dia membisikkan: "Mengapa kamu tidak mencintai dunia?" Jawablah: "Aku tidak mencintainya karena telah banyak orang lain yang tertipu olehnya." (dan mereka sengsara batin, kini sebagian di penjara dan sebagian lagi telah wafat berada di neraka Barzakh. Akan aku kuatkan ekonomiku, tetapi aku tidak akan mencintai harta, karena harta hanyalah alat untuk hidupku, tetapi aku bukan untuk harta).

Rabu, 20 Juli 2011

Sedekah Sebesar Gunung Uhud Setiap Hari

Ada sebuah hadist Rasulullah SAW yang kurang lebih begini isinya. Rasulullah SAW bertanya kepada para sahabat, mampukah kalian bersedekah sebesar gunung Uhud setiap hari? Para sahabat menjawab, tentu saja kami tidak mampu ya Rasulullah.

Kemudian Rasulullah bertanya, maukah kalian saya beri tahu sedekah yang ringan dilakukan tetapi nilainya lebih besar dibandingkan dengan gunung Uhud? Ya, mau sahut para sahabat beliau.

Kemudian Rasulullah SAW memberitahukan bahwa sesungguhnya ucapan "Subhanallah Walhamdulillah Walailahaillallah Waallahuakbar" itu nilainya lebih besar dari pada gunung Uhud.

Ucapan tasbih, tahmid dan tahlil meski ringan diucapkan namun nilainya sungguh sangat besar di sisi Allah SWT. Dengan demikian bila dibandingkan dengan sebuah materi seperti halnya gunung Uhud, tentu saja ucapan tasbih, tahmid dan tahlil tersebut lebih tinggi nilainya di sisi Allah SWT.

Demikian semoga memberi manfaat bagi diri saya sendiri dan para pembaca yang budiman. Wallahu a'lam.

Kamis, 23 Juni 2011

Seorang Wanita Mampu Menggoda 100 Pria

Subhanallah, maha suci Allah dan maha sempurna segala ciptaan-Nya. Demikian pula diciptakan-Nya wanita sungguh sangat sempurna dan memiliki daya pikat yang luar biasa. Daya tariknya mulai dari ujung rambut sampai ke ujung kuku.

Itulah mengapa saya menganggap bahwa seorang wanita mampu menggoda 100 pria. Tidak demikian halnya sebaliknya, 100 pria mampu menggoda seorang wanita. Sudah menjadi Sunatullah bahwa wanita memiliki daya tarik bagi pria,  agar pria memiliki rasa cenderung dan senang kepada wanita. Barang kali seandainya Allah tidak menciptakan rasa senang pria terhadap wanita, bumi ini tidak akan pernah bertambah jumlah populasi manusianya. Karena Allah menciptakan dunia ini untuk manusia, dan manusia diciptakan untuk beribadah kepada Allah SWT.

Sabtu, 14 Mei 2011

Kontes Sticker Islami

Saya menyambut gembira dengan diadakannya Kontes Sticker Islami oleh Ustadz Akhmad Tefur (akhmadtefur.com). Selain hadiahnya cukup menarik, tentu saja dengan kontes ini akan semakin membuat semarak genderang dakwah Islamiah kita.

Mari saudara-saudaraku seiman seagama, segera ambil bagian mengikuti kontes ini. Dijamin gratis 100% dan hadiahnya woooww sangat menarik dan yang pasti sangat bermanfaat bagi kehidupan kita di dunia dan akhirat kelak.

Sticker ini diikutsertakan dalam Kontes Sticker Islami





Minggu, 01 Mei 2011

Bagai Minum Air Garam

Gemerlap indahnya dunia.
Memukau setiap insan untuk memilikinya.
Tatkala hati tergoda, apapun dilakukan untuk menggapainya.
Tak peduli bagaimana cara yang mesti ditempuhnya.
Tak ada rasa cukup.
Satu diperoleh, ingin dua.
Dua diperoleh ingin tiga.
Begitulah seterusnya...........
Lalu kapan akan merasa cukup?
Manakala takdir maut menjemput.
Meski sudah banyak pelajaran.
Tak juga kunjung sadar.
Itulah perhiasan dunia yang penuh tipu daya.
Semakin dikejar, semakin tidak cukup.
Bagai minum air garam akhirnya.

Kamis, 14 April 2011

Emansipasi Wanita?

Sering terdengar adanya sebagian kaum wanita yang suka menuntut emansipasi. Emansipasi yang mereka serukan berkonotasi adanya kesetaraan gender atau adanya kesamaan hak dan kewajiban antara kaum wanita dengan kaum pria.

Tentu bagi kita kaum muslimin, tidak perlu lagi ribut-ribut mempermasalahkan emansipasi tersebut. Hal ini karena Allah SWT telah mengatur dengan jelas apa saja hak dan kewajiban kaum wanita dan kaum pria. Allah SWT menciptakan kaum wanita secara kodrati memang berbeda dengan kaum pria. Sehingga hak dan kewajibannya pun tentu juga berbeda.

Sabtu, 09 April 2011

Sebagian Dampak Negatif Budaya Serba Instan

Sebuah budaya terbentuk dari kebiasaan yang berjalan terus menerus dan dilaksanakan oleh sebuah masyarakat. Demikian halnya kebiasaan yang ingin serba cepat dalam menyelesaikan segala sesuatu, akhirnya akan membentuk sebuah budaya serba cepat. Budaya serba cepat ini saya namai budaya serba instan.

Betapa banyak kita saksikan di masyarakat saat ini, segala sesuatunya maunya serba instan. Mulai dari jenis makanan, pelayanan, sampai hampir seluruh aspek kehidupan kita dilingkupi oleh budaya serba instan. Suatu misal buah yang belum saatnya matang bisa dipercepat agar lekas matang, masakan sudah bisa tersaji dalam waktu yang relatif  sangat cepat dan sebagainya. Bagus memang budaya serba instan (cepat) tersebut. Namun demikian dampak negatifnya tentu saja juga ada.

Rabu, 30 Maret 2011

Sebuah Pelajaran dari Kejadian Nyata

Astagfirullahal 'adzim, saya mohon ampunan kepada Allah SWT. Bukannya saya bermaksud membuka aib orang lain atau mau membicarakan kekhilafannya, tetapi saya tulis kisah nyata ini agar menjadi pelajaran dan peringatan bagi diri saya pribadi dan semoga bermanfaat juga bagi para pembaca semuanya. Amin.

Lama sekali barang kali sudah ada 1 tahun atau lebih, saudara saya ini tidak pernah datang bersilaturahmi ke rumah kami. Pun juga saya karena kami memang memiliki kesibukan masing-masing. Akan tetapi saudara saya itu karena lebih muda dari saya biasanya paling tidak setiap hari Raya Idul Fitri biasanya bersilaturahmi ke rumah kami. Tidak demikian halnya pada hari Raya Idul Fitri tahun kemarin.

Pada sekitar minggu pertama bulan ini, saudara saya tersebut datang ke rumah kami beserta anak-anak dan istrinya. Yah kami sangat senang bisa saling bersilaturahmi dan ngobrol kesana kemari. Saya perhatikan saudara saya tersebut penampilannya sudah sangat lumayan. Terlihat kalau kehidupan keluarganya cukup bahagia dan berkecukupan, meski belum bisa dikatakan mewah. Yah kami sebagai saudara pun ikut bangga dan senang melihatnya.


Jumat, 25 Maret 2011

Perlunya Re-Definisi Pengertian Nafkah Bathin

Sesuai dengan unsur pembentuk manusia yaitu terdiri dari unsur lahir dan bathin, maka nafkahnya pun terdiri dari unsur nafkah lahir dan nafkah bathin.

Nafkah lahir tentu sudah kita pahami semua yaitu nafkah untuk memenuhi kebutuhan lahiriah, seperti pangan, pakaian dan papan. Kebutuhan dasar tersebut sering disebut juga dengan kebutuhan primer. Di samping itu masih ada kebutuhan sekunder yang sifatnya sebagai pelengkap setelah terpenuhinya kebutuhan primer.

Kemudian kata "nafkah bathin"  sering kita dengar manakala ada tuntutan dari salah satu pasangan suami istri yang hendak bercerai. Alasan yang sering diungkapkan dari salah satu pihak adalah  tidak terpenuhinya "kebutuhan nafkah bathin". Tentu kita sudah sangat paham dengan pengertian tidak terpenuhinya kebutuhan nafkah bathin yang selama ini umum digunakan dalam masyarakat kita. Imajinasi kita lalu tertuju kepada pengertian tidak terpenuhinya "kebutuhan biologis" dari salah satu pihak pasangan suami istri tersebut.

Sabtu, 12 Maret 2011

Teguran Allah Lewat Bencana Alam

Hari Jum'at 11 Maret 2011 sepulang dari kerja pk. 17.30 wib saya sempat melihat berita di TV bahwa telah terjadi Tsunami di Jepang. Masyaallah sungguh sangat dahsyat. Akibat gempa yang menurut berita di TV itu berkekuatan 8,9 SR membuat air laut meluap dan melarutkan segala yang ada di daratan.

Mobil, kapal dan rumah larut dibawa air bagaikan sebuah mainan anak yang digelontor dengan seember air. Ironinya negeri Jepang yang kita tahu sangat canggih teknologinya termasuk dalam hal menangani bencana alam dan tsunami, tetapi tetap saja tidak berdaya ketika menghadapi luapan air laut dengan ketinggian 4 - 10 meter yang datang secara tiba-tiba. Tetap saja ada jatuh korban jiwa serta harta benda.

Lalu apa maknanya semua itu bagi kita orang yang beriman? Tentu hal itu bisa menjadi pelajaran berharga bagi kita bahwa betapa tidak berdayanya manusia di hadapan kehendak Allah SWT. Secanggih apa  pun teknologi dan sekuat apa pun bangunan yang dibuat oleh manusia, tetap saja tidak berdaya ketika menghadapi kuasa Allah yang Maha Kuat. Lalu, apakah pantas kita menyombongkan diri merasa kuat, merasa besar, merasa kuasa dan sebagainya?

Itulah sekelumit tanda-tanda kekuasaan Allah SWT atas umatnya di muka bumi ini. Hal itu Allah berikan agar kita manusia mau mawas diri untuk kembali ke jalan Allah SWT, kembali mengintrospeksi diri dan tidak sombong di hadapan Allah SWT. Semoga kita semua diberi kekuatan lahir dan bathin oleh Allah SWT untuk selalu istiqomah menjalankan syariat-Nya agar tidak termasuk golongan orang-orang yang lalai dan sombong di muka bumi Allah SWT ini. Amin

Selasa, 08 Maret 2011

Meningkatkan Rasa Syukur

Di dalam Al Qur'an telah jelas ada ayat yang menerangkan bahwa "apabila kita bersyukur maka akan semakin bertambah nikmat Allah SWT, tetapi apabila kita tidak pandai bersyukur maka sungguh adzab Allah SWT sangat pedih".

Sadar atau tidak sadar, sungguh sangat banyak nikmat Allah SWT yang telah diberikan kepada kita. Hanya saja kita sering lupa bahwa setiap saat nikmat Allah SWT tidak pernah putus. Suatu misal udara yang kita hirup. Setiap saat kita bisa menghirupnya dengan gratis. Berapa nilai udara yang kita hirup setiap saat ini? Bandingkanlah dengan udara dari tabung oksigen di rumah sakit, berapa harga udara 1 tabung oksigen tersebut?

Itu baru satu contoh udara. Belum lagi nilai kesehatan tubuh, nilai kesehatan rohani, dan nikmat-nikmat yang lain. Sungguh kita tidak akan mampu menghitungnya. Subhanallah.

Allah SWT tidak pernah menuntut bayaran atas nikmat yang telah dianugerahkan kepada kita. Semuanya gratis. Allah SWT hanya menuntut kita untuk pandai bersyukur dan beribadah kepada-Nya. Tuntutan itupun sebenarnya demi keselamatan dan kebahagiaan hidup kita di dunia dan di akhirat kelak. Bukan semata untuk Allah SWT. Allah SWT tetap yang paling Agung, paling Kaya dan paling segala-galanya. Keagungan Allah SWT tidak akan pernah berkurang sedikitpun seandainya seluruh makhluk di langit dan di bumi ini tidak mau beribadah kepada-Nya.

Lalu bagaimana agar rasa syukur kita bertambah? Sebagaimana nasihat para ulama hendaknya kita:

1. Dalam hal urusan dunia, hendaknya kita melihat orang yang berada di bawah kita.
Kalau saat ini kita belum memiliki kendaraan, kemanapun pergi selalu jalan kaki, hendaknya kita bersyukur masih memiliki kaki untuk berjalan. Lihatlah ada sebagian orang yang tidak bisa berjalan karena berbagai sebab.
Kalau saat ini kita baru memiliki sepeda onthel, bersyukurlah karena masih banyak orang yang tidak memiliki sepeda onthel. Begitu seterusnya, kita selalu melihat ke bawah sebagai bahan pembanding kita.

2. Dalam hal urusan akhirat, hendaknya kita melihat orang yang nilai ibadahnya di atas kita.
Jangan pernah merasa bahwa ibadah kita telah sempurna atau bahkan merasa yang paling sempurna. Tuntutlah ilmu akhirat, jangan pandang yang menyampaikan tetapi lihatlah apa isi yang disampaikannya. Nah dengan demikian akan tumbuh semangat dalam diri kita untuk selalu berusaha memperbaiki nilai ibadah kita kepada Allah SWT.

Semoga tulisan ini bermanfaat bagi diri saya pribadi dan para pembaca sekalian. Amin

Senin, 28 Februari 2011

Bersiaplah Dikatakan Jadi Orang Aneh

Betapa jaman semakin tua saat ini, yang tuntunan sering jadi tontonan, sementara yang totonan malah jadi tuntunan. Barang kali ini tanda-tanda bahwa jaman memang sudah tua.

Kita saksikan dalam keseharian kita, banyak orang yang meniru-niru penampilan yang tidak Islami. Banyak anak lelaki memakai anting-anting, anak perempuan mengenakan koas singlet berjalan ditempat umum dan sebagainya. Tapi anehnya penampilan tersebut diidentikkan sebagai penampilan orang-orang modern.

Tolok ukur peradaban modern diukur dari gaya dan penampilan yang tidak Islami. Dan anehnya hal itu sangat digandrungi dan diidolakan oleh kaum muda. Lalu akhirnya kaum muda kalau tidak mengikuti gaya idolanya katanya ketinggalan jaman alias tidak modern. Masya Allah.

Di tengah peradaban masyarakat yang tidak Islami tersebut, kita bersyukur masih ada segelintir saudara-saudara kita yang sadar dan menyeru untuk kembali ke jalan syariah. Saudara-saudara kita itu tidak bosan-bosannya menyeru dan mengajak untuk kembali kepada gaya hidup yang Islami. Yaitu gaya hidup yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.

Berat memang tantangan yang mesti dihadapi oleh suadara-saudara kita yang menyeru kepada jalan yang Islami. Banyak caci maki, dikatakan sebagai orang yang aneh, kolot alias tidak modern dan sebagainya. Orang shalat ke masjid dikatakan aneh. Kaum wanita mengenakan jilbab dan berpakaian rapi menutup aurat dikatakan aneh. Kaum lelaki mengenakan kopyah dikatakan aneh. Masya Allah.

Namun dibalik penilaian kaum non Islami yang melihat kita sebagai orang aneh tersebut, sesungguhnya Allah SWT akan memberikan tempat yang mulia di dunia maupun di akhirat. Di dunia kita merasakan ketentraman bathin yang sangat hakiki. Hidup tenang dan bahagia. Dan di akhirat insyaAllah dijamin oleh Allah SWT akan mendapat balasan surga-Nya.

Mari kita siapkan mental di dunia yang fana ini bahwa kita siap menjadi orang aneh, tetapi sesuai jalan syariah. Wallahu alam.

Selasa, 22 Februari 2011

Penyakit Hati, Cinta Dunia dan Takut Mati

Salah satu penyakit hati yang sering menghinggapi manusia adalah terlalu cinta dunia dan takut akan mati.

Akibat yang ditimbulkan dari penyakit ini diantaranya, orang akan cenderung rakus dan menghalalkan berbagai cara untuk mendapatkan dunia. Hidupya dicurahkan untuk mereguk dunia sepuas-puasnya. Dia akan selalu berusaha mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya. Dia akan sangat perhitungan untuk bersedekah. Akhirnya dia akan menjadi pelit alias kikir. Seolah dia merasa akan hidup selamanya di dunia ini. Pada akhirnya dia akan sangat takut dengan datangnya kematian. Dia takut hartanya untuk siapa sepeninggalnya. Padahal kematian pasti datang pada setiap makhluk yang bernyawa.

Lalu apa kita orang Muslim tidak boleh mengumpulkan harta yang banyak?

Tentu saja kita orang Muslim boleh mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya. Bahkan sangat dianjurkan oleh Rasulullah agar kita menjadi orang yang kaya raya, karena kefakiran (kemiskinan) itu dapat menyebabkan orang menjadi kufur. Akan tetapi di dalam konsep orang Muslim, dalam hal mengumpulkan harta tidak lalu lupa mengumpulkan juga bekal untuk akhirat. Harta yang diperolehnya dibelanjakan di jalan Allah SWT. Harta yang diperolehnya banyak disedekahkan kepada kaum fakir miskin, kegiatan dakwah, sosial dan kegiatan ibadah lainnya.

Orang Muslim sadar bahwa hidup di dunia ini hanya sementara dan harta sekedar pelengkap atau sarana untuk beribadah kepada Allah SWT. Karena dunia ini diciptakan untuk manusia, dan manusia diciptakan untuk beribadah kepada Allah SWT.

Orang Muslim sadar dan yakin bahwa ada kehidupan yang lebih kekal atau abadi setelah hidup yang sementara di dunia ini. Itulah akhirat. Di akhirat kita tidak mengenal batas akhir sampai kapan. Di akhirat itulah kita mempertanggungjawabkan segala amal perbuatan kita selama hidup di dunia ini.

Saudaraku seiman dan seagama kaum Muslimin, selagi masih ada kesempatan mari kita berusaha mengumpulkan harta yang banyak untuk modal beribadah kepada Allah SWT. Tapi jangan lupa pula mengumpulkan bekal untuk kehidupan di akhirat kelak sebanyak-banyaknya.

Ingat dan mari kita renungkan bersama, bahwa:
1. Hidup di dunia ini hanya sementara saja (ibarat cuma mampir minum).
2. Kematian pasti akan menjemput kita, entah kapan waktunya.
3. Setelah kita mati cuma amal sholeh, ilmu yang bermanfaat yang kita ajarkan dan doa anak kita yang sholeh yang akan kita bawa.
4. Harta yang banyak kita kumpulkan dengan susah payah di dunia ini tidak akan kita bawa mati.
5. Semakin banyak harta, semakin besar tanggung jawab kita dihadapan pengadilan Allah SWT.

Semoga bermanfaat. Wallahu alam.

Jumat, 18 Februari 2011

Manajemen Makan

Masalah makan sehari-hari, Rasulullah SAW pernah bersabda yang kurang lebih begini bunyinya "Makanlah setelah lapar, dan berhentilah makan sebelum kenyang".

Barangkali sudah jelas bagi kita makna kalimat pesan Rasulullah SAW tersebut. Akan tetapi bagaimana pelaksanaannya dalam kehidupan kita sehari-hari? Sudahkah kita melaksanakannya? Terus terang saya sendiri juga belum bisa sepenuhnya melaksanakan.

Hikmah yang sekiranya dapat kita petik dari pesan Rasulullah SAW tersebut di antaranya kita akan sehat dengan pola makan yang benar. Kita makan secukupnya saja. Tidak kekurangan makan, dan juga tidak berlebihan. Dengan demikian akan lebih terasa nikmat makanan yang kita santap. Saya jadi teringat ada pepatah yang mengatakan bahwa lauk paling enak untuk makan adalah LAPAR. Betul?
Seenak apapun makanan yang kita hadapi, bila perut sudah kenyang; maka makanan yang enak itu pun jadi tidak enak.

Banyak kita saksikan di masyarakat sekitar kita saat ini, betapa banyak penyakit yang timbul. Ada kolesterol, ada asam urat, ada darah tinggi, ada diabetes dan masih banyak lagi. Semua penyakit itu tidak pandang bulu. Yang tua atau yang muda, semua bisa terkena penyakit itu. Masya Allah.

Kalau kita mau jujur, barangkali sumber penyakit-penyakit itu berasal dari makanan yang kita makan. Maunya makan yang serba enak, maunya makan yang serba praktis / instan. Sudah kenyang, paksa terus untuk makan. Yang penting terasa enak dan lidah masih mau menerimanya. Ditambah lagi kurang senang berolah raga. Wah, pasti banyak tuh penyakit yang ingin bersarang di tubuh kita. Na'udzubillah min zalik.

Mari kita berusaha melaksanakan pesan Rasulullah SAW tersebut di atas agar badan kita sehat, kemudian kita pergunakan untuk beribadah kepada Allah SWT semaksimal mungkin.

Selasa, 15 Februari 2011

Hikmah Maulid Nabi Muhammad SAW

Hari ini tepat tanggal 12 Rabiul Awal 1432 H. bertepatan dengan tanggal 15 Februari 2011. Sebagaimana biasa setiap tanggal 12 Rabiul Awal, kita umat Muslim selalu memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.

Ada yang memperingatinya tepat pada hari ini, tetapi ada juga yang lebih dulu memperingati atau bahkan ada juga yang memperingatinya nanti setelah lewat tanggal 12 Rabiul Awal ini. Insya Allah semuanya afdol.

Semangat memperingati maulid Nabi besar Muhammad SAW yang diadakan setiap tahun menunjukkan gairah betapa kita mencintai beliau. Meski sudah 14 abad lamanya, tetapi gairah itu terus menggelora sebagai cermin keimanan kita dan cinta kita kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

Semoga semangat maulid tahun ini memberikan hikmah yang banyak bagi kita kaum Muslim. Yaitu semakin sadarnya kita untuk selalu berupaya mengerjakan sunah-sunah beliu sesuai dengan kemampuan kita masing-masing.

Menjalankan sunah Nabi Muhammad SAW, adalah cermin kecintaan kita kepada beliau. Jangan sampai cermin kecintaan kita berhenti sampai pada memperingati maulid saja, tetapi hendaknya kita terapkan atau kita praktekkan apa-apa yang telah diajarkan Rasulullah dalam kehidupan kita sehari-hari.

Itulah hikmah maulid yang perlu kita renungkan kembali, sudah seberapakah cinta kita kepada Rasulullah SAW? Sudahkah kita melaksanakan sunahnya secara istiqomah, mesti cuma 1 sunnah saja?

Contoh konkrit, sudahkah kita bersegera menuju masjid pada saat adzan dikumandangkan untuk shalat berjamaah? Sudahkah kita secara istiqomah melaksanakan shalat malam? Sudahkan kita melaksanakan silaturahmi ke rumah saudara-saudara Muslim kita? Sudahkah kita membiasakan diri menebar salam dan berjabat tangan dengan saudara Muslim? Dan tentu masih banyak sekali sunah Rasulullah SAW yang lainnya.

Mari kita sama-sama saling mengingatkan, untuk mulai malaksanakan sunah Rasulullah SAW semampu kita secara istiqomah. Akhirnya kita memohon kepada Allah SWT, semoga Allah SWT memberi kekuatan kepada kita untuk istiqomah melaksanakan sunah Rasulullah SAW. Amin.

Sabtu, 12 Februari 2011

Mari Shalat Berjamaah

Shalat adalah perintah Allah SWT dan shalat berjamaah adalah sunah Rasulullah SAW.

Shalat berjamaah di masjid bagi kaum pria adalah hal yang sangat disunahkan. Bahkan ada sebuah hadist yang agak keras mengatakan bahwa "tidak dianggap shalat bagi seorang muslim yang dekat dengan masjid, kecuali shalat berjamaah di masjid".

Keutamaan shalat berjamaah di masjid tentu saja kita semua sudah mengetahuinya, diantaranya adalah:

1. Orang yang shalat berjamaah di masjid akan mendapat pahala 27 kali lipat dari pada shalat sendirian di rumah. Ada yang berpendapat bahwa pahala 27 derajad ini untuk shalat yang bacaan imamnya dikeraskan seperti shalat Magrib, Isya dan Subuh. Sedangkan shalat Dzuhur dan Asar pahalanya 25 derajad.

2. Orang yang akan shalat berjamaah di masjid dan dalam keaadan sudah berwudlu dari rumah, setiap langkah kaki kanannya akan menaikkan derajadnya dan setiap langkah kaki kiri akan mengurangi dosanya.

3. Doa pada saat menunggu datangnya iqomat untuk shalat berjamaah di masjid, merupakan saat yang sangat mustajab dan doa akan terjawab oleh Allah SWT.

4. Orang yang shalat berjamaah di masjid lima waktu sehari semalam (shalat wajib) selama 40 hari berturut-turut dengan tidak tertinggal takbiratul ula (permulaan) bersama imam akan terhindar dari sifat munafik dan diampuni dosa-dosanya.

Itulah beberapa keutamaan shalat berjamaah di masjid (khususnya shalat wajib 5 waktu) yang sangat ditekankan bagi kaum pria. Sedangkan kaum wanita cukup shalat di rumah menjadi imam bagi anak wanitanya. Dia akan mendapat pahala 28 derajad, yaitu 27 derajad karena mengijinkan suaminya shalat berjamaah di masjid dan 1 derajad dari shalatnya sendiri.

Sedangkan shalat sunah sebaiknya dilakukan di rumah saja. Hal ini agar rumah kita tidak seperti kuburan yang tidak pernah dipakai untuk shalat.

Semoga tulisan pendek ini bermanfaat bagi diri saya sendiri khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Amin

Senin, 07 Februari 2011

Manifestasi Shalat Sebagai Tiang Agama

Sebuah hadist Rasulullah SAW mengatakan yang kurang lebih artinya "Shalat itu tiang agama, barang siapa mendirikan shalat berarti menegakkan agama dan barang siapa meninggalkan shalat berarti dia telah merobohkan agama".

Sekarang timbul pertanyaan, bagaimana shalat kita selama ini? Sudahkah kita melaksanakan sesuai dengan contoh dari Rasulullah? Atau bahkan masuk ke dalam golongan yang merobohkan agama? Na'udzubillah min zalik.

Kita semua tahu bahwa amalan shalat adalah perkara pertama dan utama yang akan dihisap oleh Allah SWT di akhirat kelak. Bila shalat kita baik, insyaAllah amalan kita yang lainpun akan ikut baik. Tetapi sebaliknya apabila shalat kita rusak maka semua amalan kita yang lain juga akan tertolak.

Kita mesti jujur pada diri kita masing-masing, bahwa selama ini barang kali urusan shalat ini masih kita nomorkan diurutan ke berapa dari aktivitas keseharian kita. Belum menjadi prioritas utama pada saat datangnya waktu shalat. Contohnya pada saat kita mendengar seruan adzan dari masjid, kita tidak segera ambil bagian untuk pergi ke masjid mendirikan shalat. Kita masih asyik terus dengan urusan dunia kita. Ah, masalah shalat bisa saja nanti. MasyaAllah. Bagaimana kita mau dimuliakan oleh Allah SWT, kalau kita sendiri saja tidak segera memuliakannya pada saat datangnya waktu shalat?

Mari saudaraku, tegakkan shalat dengan sabar dan istiqomah. Kemudian mari kita biasakan selalu shalat berjamaah di masjid (khususnya shalat wajib 5 waktu). Semoga Allah SWT memberikan kekuatan kepada kita semua agar selalu bisa istiqomah melaksanakan shalat 5 waktu berjamaah di masjid.

Dapatkan e-book "Memahami bacaan shalat" secara gratis, dengan mendaftar pada http://shalatsempurna.com/?id=nomo



Sabtu, 05 Februari 2011

Ternyata Tiket ke Surga itu Lebih Murah Daripada Tiket ke Neraka

MasyaAllah, dalam perjalanan saya ke tempat kerja pagi ini, terbesit dalam pikiran saya bahwa "ternyata tiket ke surga itu lebih murah daripada tiket ke neraka".

Hitungan dalam pikiran saya tersebut cuma berdasarkan hitungan matematis dunia secara materi. Juga tidak berdasarkan hasil survey atau apalah namanya. Saya bayangkan perincian biaya untuk tiket ke Surga ternyata bisa kita peroleh dengan biaya sangat murah atau bahkan GRATIS. Buktinya?

- Kita jalan ke masjid yang ada dekat rumah kita untuk sholat berjamaah 5 waktu sehari GRATIS.
- Kita mau bayar sodaqoh ke kotak amal di masjid bisa mulai Rp 500,--, Rp 1000,-- atau bahkan GRATIS kalau kita tidak ikhlas.
- Kita mengajak keluarga, teman, atau tetangga ke masjid untuk sholat berjamaah, GRATIS.
- Kita tersenyum manis kepada keluarga, teman dan tetangga GRATIS.
Dan tentu saja masih sangat banyak yang lain dengan biaya sangat murah bahkan bisa gratis.

Lha kalau tiket ke neraka wow bisa sangat mahal, buktinya?
- Jalan ke tempat maksiat untuk judi, dan sebagainya mesti pakai modal duit besar.
- Minum-minuman keras, wow harganya pasti lebih mahal dari pada air mineral.
- Konsumsi narkoba, wow pasti harganya jauh lebih mahal dibandingkan harga jamu untuk stamina.
Dan tentu masih banyak lagi yang lain, silakan cari sendiri.

Nah sekarang, mari kita raih Surga dengan harga tiket murah bahkan gratis. Mau? InsyaAllah selama masih ada iman di dalam dada kita, pasti mau dong.






Jumat, 04 Februari 2011

Amar Ma'ruf Nahi Munkar

Banyak ayat Al Qur'an maupun hadist Nabi Muhammad SAW yang memerintahkan kita untuk ber-amar ma'ruf nahi munkar. Yaitu perintah untuk menyeru (dakwah) kepada kebajikan dan meninggalkan perbuatan munkar.

Apabila kita mengkaji semua ayat Al Qur'an dan hadist tersebut, berartilah bahwa setiap kita umat muslim memiliki kewajiban untuk berdakwah.Ya, dakwah mesti harus kita sampaikan meski kemampuan kita cuma hafal 1 ayat.

Dengan berdakwah, pada hakikatnya kita mendakwahi diri kita sendiri.Seperti halnya saya menulis di blog ini, pada hakikatnya bukan saya mendakwahi para ustadz atau ulama yang ilmunya sudah sangat tinggi. Saya sadar kemampuan dan pengetahuan saya masih sangat-sangat terbatas. Akan tetapi dengan niatan untuk belajar, saya menulis di blog ini yang intinya saya mendakwahi diri saya sendiri.

Kegiatan dakwah ini harus kita budayakan mulai dari diri kita sendiri, lalu ke dalam keluarga kita dan lingkungan kita. Kita dakwah tidak harus berpidato di atas podium, tetapi bisa saja kita lakukan dengan membiasakan diri berbicara masalah agama di setiap kesempatan dengan keluarga kita maupun teman-teman kita. Di rumah, di kantor, di sekolah atau di warung-warung pun bisa kita berdakwah. Yaitu berbicara hal-hal yang bermanfaat untuk kebajikan umat agar selamat di dunia dan akhirat. Itulah dakwah. Simple tapi mengapa dibuat sulit?

Pentingnya ber-amar ma'ruf nahi munkar atau dakwah ini sudah sangat mendesak bila kita mencermati kondisi masyarakat sekeliling kita saat ini. Seolah tugas dakwah hanya tugas para ulama atau ustadz saja. Sehingga banyak kemungkaran kita lihat di masyarakat semakin merajalela. Barang kali timbulnya kenakalan remaja atau pun juga kenakalan orang tua karena kurangnya kita peduli akan kegiatan dakwah ini. Mari kita belajar peduli, menyampaikan hal-hal yang ma'ruf dan sedapat mungkin mencegah yang munkar. Atau setidaknya kita merasa tidak senang apabila kita melihat perbuatan munkar.

Semoga bermanfaat dan menggugah kesadaran kita bersama akan pentingnya tugas dakwah. Amin







Kamis, 03 Februari 2011

Ingat Mati

Dengan telah diijinkannya kita kaum Muslimin untuk berziarah kubur, tentunya banyak hikmah yang dapat diambil dari berziarah kubur tersebut. Diantara hikmah yang pasti adalah mengingatkan kepada kita akan datangnya masa kematian pada setiap kita manusia. Entah kapan waktunya, tapi pasti datangnya.

Kematian bisa terjadi pada semua makhluk Allah SWT yang bernyawa. Akan tetapi kematian bagi manusia pada hakekatnya merupakan awal sebuah kehidupan baru. Ya, kita yakin seyakin-yakinnya sesuai dengan keimanan kita bahwa kematian hanyalah perpindahan tempat hidup kita. Pada saat ini kita sedang hidup di dunia, setelah mati kita akan hidup di alam kubur. Di alam kubur menunggu hingga datangnya hari qiamat.

Sesuatu yang pasti bahwa hidup di alam kubur dan akhirat tidak akan pernah berakhir. Kita tidak bisa lagi kembali ke dunia. Kita akan abadi selama-lamanya. Lalu, sudahkah kita mempersiapkan untuk kehidupan yang kekal abadi itu?

Saat inilah waktu yang tepat untuk mengumpulkan bekal guna sebuah kehidupan yang kekal. Betapa singkat hidup di dunia ini. Sungguh sangat rugi bila kita lengah dan tidak segera mengumpulkan bekal untuk kehidupan kita di akhirat kelak.

Saudaraku, mari kita saling mengingatkan. Jangan kita lengah dan terlena akan indahnya permainan hidup di dunia ini. Ingat mati, akan menambah spirit kita untuk berusaha semaksimal mungkin mengumpulkan bekal bagi kehidupan di akhirat kelak. Ingat mati, akan memacu semangat kita untuk beribadah, beramal sholeh, bekerja keras mencari rezeki Allah yang halal yang semuanya akan bernilai ibadah kepada Allah SWT.

Semoga tulisan ini menggugah kita semua untuk saling mengingatkan dalam hal kebajikan. Jangan silau dan bersedih hati akan kehidupan dunia yang sementara ini. Amin



Selasa, 01 Februari 2011

Rendah Hati

Tak pantas kiranya manusia untuk sombong. Tapi kenapa kebanyakan kita manusia sombong dengan sesuatu yang dianugerahkan Allah kepada kita. Kita lupa bahwa sesungguhnya kita tak berdaya. Kita lupa bahwa sesungguhnya kita bukan apa-apa. Kita hanyalah makhluk Allah SWT yang sangat lemah.

Atas kelemahan dan ketakberdayaan manusia itulah Allah SWT menganugerahkan kepada manusia akal dan pikiran. Sehingga terciptalah makhluk yang paling sempurna di dunia ini. Akan tetapi kesempurnaan ciptaan Allah atas diri kita, akan menjadi sebaliknya menjadi makhluk paling hina di dunia ini manakala kita memiliki rasa sombong dan tidak mau berbakti kepada Allah SWT.

Itulah pentingnya kita belajar untuk menjadi orang yang rendah hati. Rendah hati berarti tidak sombong. Jangan salah arti rendah hati identik dengan rendah diri. Orang yang rendah hati akan mudah menerima hidayah atau petunjuk dari Allah SWT. Orang yang rendah hati akan selalu terbuka terhadap sesuatu kebenaran. Dengan demikian akan semakin tercerahkan mata hati dan kehidupan lahiriahnya. Hal ini selalu nampak adanya optimisme dalam kehidupannya yang selalu bersandar kepada Allah SWT. Selalu penuh pengharapan akan karunia dan rahmat Allah. Selalu optimis bahwa hidup di dunia ini hanyalah sementara saja.

Sebaliknya orang yang sombong hatinya akan tertutup dari hidayah Allah SWT. Hatinya selalu menolak sesuatu kebenaran yang disampaikan kepadanya. Akibatnya, hidupnya terkungkung oleh kesombongannya. Mudah putus asa. Mudah frustrasi. Takut mati dan menyangka hidup hanya di dunia ini saja.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...