shalat sempurna, shalat nabi, sholat nabi, shalat berjamaah, sholat berjamaah, shalat khusyu, sholat khusyu, tentang shalat, tentang sholat, bacaan shalat, bacaan sholat lazada

Rabu, 30 Maret 2011

Sebuah Pelajaran dari Kejadian Nyata

Astagfirullahal 'adzim, saya mohon ampunan kepada Allah SWT. Bukannya saya bermaksud membuka aib orang lain atau mau membicarakan kekhilafannya, tetapi saya tulis kisah nyata ini agar menjadi pelajaran dan peringatan bagi diri saya pribadi dan semoga bermanfaat juga bagi para pembaca semuanya. Amin.

Lama sekali barang kali sudah ada 1 tahun atau lebih, saudara saya ini tidak pernah datang bersilaturahmi ke rumah kami. Pun juga saya karena kami memang memiliki kesibukan masing-masing. Akan tetapi saudara saya itu karena lebih muda dari saya biasanya paling tidak setiap hari Raya Idul Fitri biasanya bersilaturahmi ke rumah kami. Tidak demikian halnya pada hari Raya Idul Fitri tahun kemarin.

Pada sekitar minggu pertama bulan ini, saudara saya tersebut datang ke rumah kami beserta anak-anak dan istrinya. Yah kami sangat senang bisa saling bersilaturahmi dan ngobrol kesana kemari. Saya perhatikan saudara saya tersebut penampilannya sudah sangat lumayan. Terlihat kalau kehidupan keluarganya cukup bahagia dan berkecukupan, meski belum bisa dikatakan mewah. Yah kami sebagai saudara pun ikut bangga dan senang melihatnya.


Seminggu kemudian di tengah siang bolong dan saya masih di kantor, saya menerima SMS dari istri saya. Di SMS itu istri saya memberi tahu bahwa saudara saya tersebut saat ini dipenjara. Hampir tak percaya saya membaca SMS istri saya tersebut. Akhirnya untuk meyakinkan, saya telepon istri saya. Dan ternyata Masya Allah, Innalillahi wa innailaihi roji'un kabar itu benar adanya. Jadi saudara saya tersebut sejak 3 hari setelah dari rumah kami, ditangkap polisi dan ditahan di kantor polisi. Tuduhan utamanya adalah menggelapkan uang perusahaan. Setelah diinterogasi polisi, dia mengaku bahwa uang itu dihabiskan untuk main perempuan. Masya Allah. Na'udzubillah minzalik.

Atas kejadian tersebut, saya merenung berusaha mencari hikmah apa yang Allah SWT berikan kepada kita. Setidaknya kita bisa mengambil hikmah positif dari kejadian saudara saya tersebut, di antaranya.

1. Allah SWT menciptakan kita sebagai insan yang paling sempurna. Tetapi sebaliknya kesempurnaan itu akan hilang dan menjadi insan yang paling hina manakala kita jauh dari syariat Allah SWT. Oleh karenanya kita mesti mengubah cara pandang kita dalam hal mencari rejeki Allah SWT, yaitu "kejarlah akhiratmu, niscaya dunia akan kau dapatkan". Jangan terbalik.

2. Hendaklah kita pandai bersyukur atas nikmat yang telah Allah SWT anugerahkan kepada kita, agar nikmat itu akan semakin bertambah dan bertambah. Gunakan nikmat pemberian Allah SWT untuk beribadah di jalan yang di ridhoi Allah SWT. Jangan sebaliknya untuk berfoya-foya di jalan maksiat.

3. Manakala kita kurang pandai bersyukur atas nikmat dari Allah SWT, maka adzab Allah SWT sungguh sangatlah pedih.Contoh nyata kisah saudara saya di atas. Kelihatannya mentereng, tetapi manakala Allah menghendaki memberikan adzab-Nya, dalam waktu sekejap semua kenikmatan dan penampilan yang mentereng itu menjadi berbalik 180 derajat.

4. Kemewahan dunia dengan bertumpuknya harta, tak akan mampu mengangkat derajat kehormatan kita di mata Allah. Hanya berpegang teguh pada syariat dan beribadah kepada Allah sajalah akan menjadi harta sejati yang mampu mengangkat derajat dan kehormatan kita baik di dunia ini sampai dengan di akhirat kelak. Harta dunia tak lebih hanya sekedar keperluan, jangan dijadikan tujuan. Jadikan harta dunia untuk sekedar memenuhi keperluan hidup kita secukupnya dan pergunakan untuk beramal sholeh di jalan Allah SWT.

Barang kali masih banyak hikmah dari kisah nyata ini, tetapi setidaknya dengan 4 hikmah di atas bisa kita amalkan. Wallahu a'lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...