shalat sempurna, shalat nabi, sholat nabi, shalat berjamaah, sholat berjamaah, shalat khusyu, sholat khusyu, tentang shalat, tentang sholat, bacaan shalat, bacaan sholat lazada

Sabtu, 06 Juli 2013

Hari Ketiga dan Keempat di Kota Mekah

Kota Mekah
Tanpa terasa kami sudah memasuki hari ketiga di Kota Mekah. Tepatnya hari Senin, 18 Maret 2013. Pada hari ketiga di Kota Mekah ini tidak ada acara jalan-jalan berziarah. Jadi pada hari ketiga ini lebih banyak kami pergunakan sebagai acara bebas. Bagi saya pribadi kegiatan rutin yang saya lakukan adalah pergi sholat berjamaah di Masjidil Haram pada saat Subuh, Dzuhur, Asar, Magrib dan Isya’. Dan seperti hari-hari sebelumnya selepas sholat Asar saya pergunakan untuk i’tikaf / membaca Al Qur’an di dalam Masjidil Haram.

Selasa, 19 Maret 2013 merupakan hari keempat kami berada di kota Mekah. Pada hari keempat ini merupakan hari terakhir di Tanah Suci karena pada hari itu kami akan kembali ke tanah air Indonesia. Salah satu kewajiban yang harus kita tunaikan pada saat akan meninggalkan Masjidil Haram adalah Thawaf Wada’. Thawaf Wada’ adalah thawaf perpisahan. Kegiatan thawaf ini kita lakukan cukup mengenakan pakaian biasa (tidak perlu memakai pakaian ihram), dan juga tanpa Sa’i maupun Tahalul.


Sebelum melakukan thawaf wada’ tentunya kita harus suci dari hadast besar maupun kecil. Kemudian kita melakukan sholat 2 rekaat di Masjidil Haram, lalu niat untuk melakukan thawaf wada’. Lalu pelaksanaannya pun sama seperti thawaf biasa, yaitu mengelilingi Ka’bah sebanyak 7 kali putaran.

Thawaf Wada’ ini dilakukan sendiri-sendiri atau tidak bersamaan seperti thawaf umroh yang lalu dan waktunya dilaksanakan sebelum masuk waktu sholat Dzuhur. Jadi setelah selesai melakukan thawaf wada’ kami langsung menunggu datangnya waktu sholat dzuhur di dalam masjid. Setelah selesai sholat dzuhur kami bersiap untuk check out dari hotel. Tepat pukul 15.00 waktu Mekah kami check out dari hotel kemudian dengan menggunakan bis kami serombongan berangkat menuju Jedah.

Di sepanjang perjalanan Mekah ke Jedah kami mendapat banyak informasi dari Mutawib kami. Seperti dijelaskan arti kata Jedah adalah Nenek. Karena di Jedah itulah terdapat makam Ibu Hawa yang merupakan Ibu atau Nenek seluruh umat manusia di dunia. Pada saat melintasi makam Ibu Hawa kami memanjatkan do’a yang dipimpin oleh Mutawib kami. Panjang makam Ibu Hawa katanya 15 meter. Subhanallah.
 
Lokasi Makam Bunda Hawa
Di Jedah pula kami ditunjukkan yang namanya Masjid Terapung. Sebenarnya masjid tersebut tidak terapung, hanya saja kalau air laut sedang pasang, seolah-olah masjid itu berada di atas air. Juga ditunjukkan masjid di mana di bagian belakangnya terdapat tempat untuk melakukan eksekusi hukuman mati (hukum pancung) maupun hukum potong tangan bagi pencuri.

Kemudian kami diajak turun di tempat pusat perbelanjaan di Jedah. Anehnya di sana yang jualan banyak orang Indonesia. Beberapa jenis masakan khas Indonesia ada di sana seperti bakso. Jadi tidak heran kalau yang jualan menawarkannya menggunakan bahasa Indonesia.
Pusat Perbelanjaan di Jedah
Nah setelah puas belanja di pusat perbelanjaan, kami melanjutkan perjalanan menyusuri pantai laut Merah. Di sepanjang pantai kami lihat banyak orang nongkrong (duduk-duduk santai). Katanya kebiasaan orang Jedah menghabiskan waktu sore sambil menunggu datangnya waktu sholat Magrib mereka suka duduk-duduk santai di pinggir pantai. Memang terasa sangat indah pemandangannya sembari melihat temaram matahari hendak tenggelam.
Senja di Pantai Laut Merah
Wah tanpa terasa waktu sholat Magrib pun tiba. Segera kami meninggalkan pantai Laut Merah menuju ke Bandara. Sesampai di bandara kami menunaikan Sholat Magrib dan Isya’ dijamak takdim. Jadwal penerbangan dari Jedah ke Mumbai adalah pukul 21.00 waktu Jedah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...