Kota Mekah |
Tanpa terasa kami sudah memasuki hari ketiga di Kota Mekah.
Tepatnya hari Senin, 18 Maret 2013. Pada hari ketiga di Kota Mekah ini tidak ada
acara jalan-jalan berziarah. Jadi pada hari ketiga ini lebih banyak kami
pergunakan sebagai acara bebas. Bagi saya pribadi kegiatan rutin yang saya
lakukan adalah pergi sholat berjamaah di Masjidil Haram pada saat Subuh,
Dzuhur, Asar, Magrib dan Isya’. Dan seperti hari-hari sebelumnya selepas sholat
Asar saya pergunakan untuk i’tikaf / membaca Al Qur’an di dalam Masjidil Haram.
Selasa, 19 Maret 2013 merupakan hari keempat kami berada di kota Mekah. Pada hari keempat ini merupakan hari terakhir di Tanah Suci karena pada
hari itu kami akan kembali ke tanah air Indonesia . Salah satu kewajiban
yang harus kita tunaikan pada saat akan meninggalkan Masjidil Haram adalah
Thawaf Wada’. Thawaf Wada’ adalah thawaf perpisahan. Kegiatan thawaf ini
kita lakukan cukup mengenakan pakaian biasa (tidak perlu memakai pakaian
ihram), dan juga tanpa Sa’i maupun Tahalul.
Sebelum melakukan thawaf wada’ tentunya kita harus suci dari
hadast besar maupun kecil. Kemudian kita melakukan sholat 2 rekaat di Masjidil
Haram, lalu niat untuk melakukan thawaf wada’. Lalu pelaksanaannya pun sama
seperti thawaf biasa, yaitu mengelilingi Ka’bah sebanyak 7 kali putaran.
Thawaf Wada’ ini dilakukan sendiri-sendiri atau tidak
bersamaan seperti thawaf umroh yang lalu dan waktunya dilaksanakan sebelum
masuk waktu sholat Dzuhur. Jadi setelah selesai melakukan thawaf wada’ kami
langsung menunggu datangnya waktu sholat dzuhur di dalam masjid. Setelah
selesai sholat dzuhur kami bersiap untuk check out dari hotel. Tepat pukul
15.00 waktu Mekah kami check out dari hotel kemudian dengan menggunakan bis
kami serombongan berangkat menuju Jedah.
Di sepanjang perjalanan Mekah ke Jedah kami mendapat banyak
informasi dari Mutawib kami. Seperti dijelaskan arti kata Jedah adalah Nenek.
Karena di Jedah itulah terdapat makam Ibu Hawa yang merupakan Ibu atau Nenek
seluruh umat manusia di dunia. Pada saat melintasi makam Ibu Hawa kami
memanjatkan do’a yang dipimpin oleh Mutawib kami. Panjang makam Ibu Hawa
katanya 15 meter. Subhanallah.
Di Jedah pula kami ditunjukkan yang namanya Masjid Terapung.
Sebenarnya masjid tersebut tidak terapung, hanya saja kalau air laut sedang
pasang, seolah-olah masjid itu berada di atas air. Juga ditunjukkan masjid di
mana di bagian belakangnya terdapat tempat untuk melakukan eksekusi hukuman mati
(hukum pancung) maupun hukum potong tangan bagi pencuri.
Kemudian kami diajak turun di tempat pusat perbelanjaan di
Jedah. Anehnya di sana yang jualan banyak orang Indonesia .
Beberapa jenis masakan khas Indonesia
ada di sana
seperti bakso. Jadi tidak heran kalau yang jualan menawarkannya menggunakan
bahasa Indonesia .
Pusat Perbelanjaan di Jedah |
Nah setelah puas belanja di pusat perbelanjaan, kami
melanjutkan perjalanan menyusuri pantai laut Merah. Di sepanjang pantai kami
lihat banyak orang nongkrong (duduk-duduk santai). Katanya kebiasaan orang
Jedah menghabiskan waktu sore sambil menunggu datangnya waktu sholat Magrib
mereka suka duduk-duduk santai di pinggir pantai. Memang terasa sangat indah
pemandangannya sembari melihat temaram matahari hendak tenggelam.
Senja di Pantai Laut Merah |
Wah tanpa terasa waktu sholat Magrib pun tiba. Segera kami
meninggalkan pantai Laut Merah menuju ke Bandara. Sesampai di bandara kami
menunaikan Sholat Magrib dan Isya’ dijamak takdim. Jadwal penerbangan dari
Jedah ke Mumbai adalah pukul 21.00 waktu Jedah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar