Setiap pergantian tahun seperti saat ini, banyak pengharapan yang kita panjatkan kepada Allah SWT agar perjalanan di tahun yang baru kelak kehidupan kita lebih maju, lebih sukses atau lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Tidak salah memang dan malah seharusnya kita selalu berpengharapan positif agar ada kemajuan dalam kualitas kehidupan kita. Tentu sebagai seorang muslim, selain mengharapkan perbaikan kehidupan materiil justru yang lebih penting adalah adanya perbaikan kehidupan spirituil kita.
Dalam kenyataan hidup sehari-hari sering kita jumpai betapa banyak saudara kita yang setelah sukses meraih kehidupan duniawinya, lalu melupakan akan pentingnya kehidupan akhiratnya. Seolah hidupnya dicurahkan sepenuhnya hanya untuk meraih sukses dunia ini. Yaitu
ditandainya dengan semakin meningkatnya tingkat kemakmurannya, makin meningkat tingkat kesehatannya dan semakin meningkat gaya hidupnya. Barang kali secara kasat mata kita melihatnya WAH. Akan tetapi di balik itu semua, dia justru semakin terperosok menuju jurang kesengsaraan hidup yang sebenarnya.
Semakin tenggelam dia di dalam pergumulan dunia, maka semakin jauh pula dia meninggalkan ibadahnya kepada Allah SWT. Dan barang kali menjadi sesuatu yang aneh bagi kita bahwa orang tersebut malah justru semakin sukses hidup dunianya. Bila kita melihatnya menjadi sesuatu yang aneh, maka kita harus waspada dan sadar bahwa sebenarnya Allah SWT sengaja memberikan semua kenikmatan itu cukup di dunia ini saja. Tetapi kelak di akhirat tidak ada lagi kenikmatan yang tersisa bagi dirinya karena telah habis dinikmati selagi hidup di dunia ini.
Sejenak mari kita simak kisah raja Fir'aun. Dia adalah seorang raja yang seolah tidak terbatas kekuasaannya, dia raja yang sangat kaya, dia juga seorang raja yang hampir tidak pernah sakit. Karena kesuksesannya itulah dia menjadi sangat sombong bahkan menganggap dirinya sebagai tuhan. Dalam hal ini Allah SWT masih saja membiarkan Fir'aun tetap dalam kesombongannya hingga pada suatu saat Allah SWT menimpakan adzab-Nya yang sangat pedih. Fir'aun dan balatentaranya ditenggelamkan oleh Allah SWT dan dalam sekejab itu pula lah lenyap sudah semua kekuasaan, kekayaan dan kesehatan Fir'aun. Dia tidak berdaya dan hendak bertobat pun sudah telambat. Na'udzubillahimindzalik.
Saudaraku seiman dan seagama, semoga Allah SWT mencurahkan rahmat-Nya kepada kita semua di dunia ini hingga akhirat kelak. Kita mengharapkan kebahagian hidup di dunia yang sementara ini dan yang terpenting adalah kebahagiaan hidup di akhirat kelak yang kekal selama-lamanya. Carilah bekal hidup untuk kebahagiaan duniamu, tetapi janganlah engkau lupakan bekal hidup akhiratmu. Wallahu a'lam.
Dalam kenyataan hidup sehari-hari sering kita jumpai betapa banyak saudara kita yang setelah sukses meraih kehidupan duniawinya, lalu melupakan akan pentingnya kehidupan akhiratnya. Seolah hidupnya dicurahkan sepenuhnya hanya untuk meraih sukses dunia ini. Yaitu
ditandainya dengan semakin meningkatnya tingkat kemakmurannya, makin meningkat tingkat kesehatannya dan semakin meningkat gaya hidupnya. Barang kali secara kasat mata kita melihatnya WAH. Akan tetapi di balik itu semua, dia justru semakin terperosok menuju jurang kesengsaraan hidup yang sebenarnya.
Semakin tenggelam dia di dalam pergumulan dunia, maka semakin jauh pula dia meninggalkan ibadahnya kepada Allah SWT. Dan barang kali menjadi sesuatu yang aneh bagi kita bahwa orang tersebut malah justru semakin sukses hidup dunianya. Bila kita melihatnya menjadi sesuatu yang aneh, maka kita harus waspada dan sadar bahwa sebenarnya Allah SWT sengaja memberikan semua kenikmatan itu cukup di dunia ini saja. Tetapi kelak di akhirat tidak ada lagi kenikmatan yang tersisa bagi dirinya karena telah habis dinikmati selagi hidup di dunia ini.
Sejenak mari kita simak kisah raja Fir'aun. Dia adalah seorang raja yang seolah tidak terbatas kekuasaannya, dia raja yang sangat kaya, dia juga seorang raja yang hampir tidak pernah sakit. Karena kesuksesannya itulah dia menjadi sangat sombong bahkan menganggap dirinya sebagai tuhan. Dalam hal ini Allah SWT masih saja membiarkan Fir'aun tetap dalam kesombongannya hingga pada suatu saat Allah SWT menimpakan adzab-Nya yang sangat pedih. Fir'aun dan balatentaranya ditenggelamkan oleh Allah SWT dan dalam sekejab itu pula lah lenyap sudah semua kekuasaan, kekayaan dan kesehatan Fir'aun. Dia tidak berdaya dan hendak bertobat pun sudah telambat. Na'udzubillahimindzalik.
Saudaraku seiman dan seagama, semoga Allah SWT mencurahkan rahmat-Nya kepada kita semua di dunia ini hingga akhirat kelak. Kita mengharapkan kebahagian hidup di dunia yang sementara ini dan yang terpenting adalah kebahagiaan hidup di akhirat kelak yang kekal selama-lamanya. Carilah bekal hidup untuk kebahagiaan duniamu, tetapi janganlah engkau lupakan bekal hidup akhiratmu. Wallahu a'lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar