Terkadang saya berpikir mengapa semua orang serba bingung. Bukan hanya yang miskin harta saja yang bingung, tetapi yang kaya pun juga bingung. Barang kali memang sudah menjadi sunatullah bahwa manusia diciptakan dalam keadaan bingung, susah dan mengeluh.
Bagi si miskin bingung bagaimana bisa memperoleh harta yang banyak agar bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Si miskin mengkhayal betapa nyaman seandainya punya banyak harta. Mau memiliki apa saja bisa tercapai. Itulah kebingungan si miskin.
Lalu yang kaya pun juga bingung. Banyak hartanya sampai bingung untuk dimanfaatkan ke mana harta yang banyak itu. Bingung bagaimana merawat harta yang banyak itu. Bingung menjaganya agar tidak diambil pencuri. Bingung membelanjakannya. Bingung ................ bingung dan semakin bingung.
Masya Allah, ternyata setelah saya pikir-pikir barang kali lebih banyak si kaya bingungnya dari pada si miskin. Barang kali juga kualitas bingungnya juga lebih berat si kaya dari pada si miskin. Makanya sering kita temukan orang kaya tahu-tahu mati mendadak karena serangan jantung. Ya mungkin saking bingungnya itu, sehingga selalu was-was dan deg-degan hartanya habis. Akibatnya jantungnya pun selalu berdegup kencang. Dan akhirnya.......... jantung pun jebol dan game over.
Nah, bukannya saya tidak suka kaya. Saya pun yang masih miskin ini juga pengin jadi orang kaya. Tapi setidaknya karena kita orang muslim tentu mengetahui rambu-rambu dari Allah SWT melalui Rasulullah SAW. Dengan rambu-rambu itu kita mengais rejeki Allah SWT dengan cara-cara yang diridhoi-Nya. Jadi kalau ingin kaya jangan lantas menghalalkan berbagai cara untuk memperolehnya. Setelah mendapatkan harta sesuai yang diidamkan, pandai pula membelanjakan di jalan yang diridhoi Allah SWT.
Cara menyikapi kondisi miskin atau kaya bagi kita orang muslim adalah selalu bersyukur atas segala nikmat yang telah Allah berikan kepada kita. Ingat semakin banyak bersyukur, akan semakin bertambah nikmat Allah yang akan kita terima. Dengan sikap demikian, tentu akan membuat kita pandai bersabar manakala menerima cobaan (kemiskinan) dan pandai bersyukur manakala menerima nikmat (kekayaan).
Bahkan dalam salah satu haditsnya Rasulullah SAW bersabda yang kurang lebih intinya, bahwa orang-orang miskin yang bertakwa kelak di akhirat akan menjadi sahabat Rasulullah SAW.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar