Idul Fitri 1432 H sudah belalu beberapa hari yang lalu. Semoga dengan berhari raya Idul Fitri ini kita semua kembali menjadi insan yang suci sebagaimana makna Idul Fitri itu sendiri. Mengapa kembali suci? Ya sebagaimana kita tahu bahwa fitrah kita dari Allah SWT adalah insan yang suci. Kita terlahir ke dunia dalam keadaan suci alias belum ada noda dosa setitik pun.
Dengan berjalannya waktu, kita pun memasuki masa akhil balig. Mulai dari masa akhil balig inilah dosa-dosa pun mulai menempel pada diri kita. Mulai dari dosa yang kecil sampai dosa-dosa yang cukup besar. Baik dosa yang disengaja maupun dosa yang tidak disengaja.
Nah, karena Rahmat dan Kasih Sayang Allah SWT maka setiap tahun Allah memberikan 1 bulan khusus sebagai penghapus dosa. Yaitu bulan Ramadhan. Pada bulan Ramadhan para syetan dibelenggu sehingga kita pun jadi ringan mengerjakan amal kebajikan. Suatu misal, yang awalnya jarang sholat ke masjid jadi rajin sholat ke masjid (sholat taraweh). Yang biasanya masjid sepi jamaah, mendadak jadi ramai pada bulan Ramadhan.
Setelah menjalani puasa selama 1 bulan di bulan Ramadhan, tibalah saat Idul Fitri atau yang lazim orang menyebutnya sebagai hari kemenangan. Lho koq hari kemenangan? Menang atas apa atau siapa?
Ya, karena baru saja kita berjihad melawan hawa nafsu kita selama 1 bulan penuh. Menahan hawa nafsu dari hal-hal yang dapat membatalkan puasa kita. Dan akhirnya kemenangan pun atas kita (bagi orang-orang yang berpuasa).
Tapi ironinya, setelah merayakan kemenangan itu, kita pun kembali terlena dengan mengumbar hawa nafsu kita. Kita terlena sehingga syetan mudah menggoda kita (karena syetan sudah tidak dibelenggu lagi). Perjalanan jihad selama 1 bulan seolah tidak membekas. Barang kali masih ada pengharapan untuk berjumpa kembali dengan Ramadhan tahun depan (kalau bisa dan ada umur panjang?). Siapa bisa memastikan?
Mari kita tunjukkan eforia kemenangan kita di hari yang fitri ini dengan semakin rajin beribadah dan rajin mendekatkan diri kepada Allah SWT. Semakin rajin sholat berjamaah ke masjid, semakin rajin bersilaturahmi, semakin rajin bersedekah dan sebagainya. Itulah barang kali makna kemenangan yang sebenarnya. Wallahu alam.
Dengan berjalannya waktu, kita pun memasuki masa akhil balig. Mulai dari masa akhil balig inilah dosa-dosa pun mulai menempel pada diri kita. Mulai dari dosa yang kecil sampai dosa-dosa yang cukup besar. Baik dosa yang disengaja maupun dosa yang tidak disengaja.
Nah, karena Rahmat dan Kasih Sayang Allah SWT maka setiap tahun Allah memberikan 1 bulan khusus sebagai penghapus dosa. Yaitu bulan Ramadhan. Pada bulan Ramadhan para syetan dibelenggu sehingga kita pun jadi ringan mengerjakan amal kebajikan. Suatu misal, yang awalnya jarang sholat ke masjid jadi rajin sholat ke masjid (sholat taraweh). Yang biasanya masjid sepi jamaah, mendadak jadi ramai pada bulan Ramadhan.
Setelah menjalani puasa selama 1 bulan di bulan Ramadhan, tibalah saat Idul Fitri atau yang lazim orang menyebutnya sebagai hari kemenangan. Lho koq hari kemenangan? Menang atas apa atau siapa?
Ya, karena baru saja kita berjihad melawan hawa nafsu kita selama 1 bulan penuh. Menahan hawa nafsu dari hal-hal yang dapat membatalkan puasa kita. Dan akhirnya kemenangan pun atas kita (bagi orang-orang yang berpuasa).
Tapi ironinya, setelah merayakan kemenangan itu, kita pun kembali terlena dengan mengumbar hawa nafsu kita. Kita terlena sehingga syetan mudah menggoda kita (karena syetan sudah tidak dibelenggu lagi). Perjalanan jihad selama 1 bulan seolah tidak membekas. Barang kali masih ada pengharapan untuk berjumpa kembali dengan Ramadhan tahun depan (kalau bisa dan ada umur panjang?). Siapa bisa memastikan?
Mari kita tunjukkan eforia kemenangan kita di hari yang fitri ini dengan semakin rajin beribadah dan rajin mendekatkan diri kepada Allah SWT. Semakin rajin sholat berjamaah ke masjid, semakin rajin bersilaturahmi, semakin rajin bersedekah dan sebagainya. Itulah barang kali makna kemenangan yang sebenarnya. Wallahu alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar