Ada pepatah mengatakan "ibarat hidup ini hanya singgah untuk minum". Itulah kenyataannya memang tidak lama kita tinggal di dunia ini. Sebagaimana umat akhir jaman, usia kita rata-rata berkisar 60 - 70 tahun saja di dunia ini. Kalau toh ada yang lebih dari 70 tahun itu pun mungkin tidak banyak. Bila demikian halnya berarti kita ini ibarat sedang bertamu di dunia ini.
Ya, benar kita sedang jadi tamu di dunia ini. Lalu siapa tuan rumahnya? Tentu saja yang jadi tuan rumah adalah penguasa langit dan bumi, yaitu Allah SWT. Tapi pernahkah hal ini kita sadari?
Banyak diantara kita yang belum atau tidak sadar bahwa kita ini sebenarnya cuma sekedar jadi tamu di dunia ini. Indikasi ketidaksadaran itu di antaranya, kita ingin tetap tinggal di dunia ini selama-lamanya, kita ingin berbuat seenak atau semau kita, kita ingin menguasai segala-galanya di dunia ini. Betul?
Sebagai seorang tamu, tentunya kita terikat oleh 3 aturan dasar, yaitu:
1. Tamu tidak selamanya akan tinggal ditempat dia bertamu.
2. Tamu harus tunduk dan mau menerima apa yang tuan rumah berikan/suguhkan.
3. Tamu harus tunduk dan patuh pada aturan yang dibuat oleh tuan rumah.
Ibarat tamu, kita pasti akan meninggalkan dunia ini. Hanya masalah waktu saja yang menjadi rahasia Allah SWT kapan saatnya kita meninggalkan dunia ini. Jadi ingat sekali lagi kita tidak akan selamanya tinggal di dunia ini. Ada kehidupan yang lebih baik dan kekal di akhirat kelak. Mari kita persiapkan bekal untuk menyambut kehidupan di akhirat kelak dengan amal sholih sesuai dengan tuntunan yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.
Ibarat tamu, kita mesti menerima apa saja yang Allah SWT berikan dengan penuh rasa ikhlas (ridho). Dengan landasan rasa ikhlas (ridho) insya Allah hidup dan hati kita akan tenang. Apapun bentuknya yang telah Allah SWT tetapkan bagi kita, kita mesti menerima dengan rasa syukur. Dengan rasa syukur, maka nikmat Allah pun akan semakin bertambah.
Ibarat tamu, kita mesti tunduk dan patuh dengan aturan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Ada contoh yang nyata sebagai standar operasional hidup kita adalah Rasulullah SAW. Barang siapa dalam hidupnya di dunia ini dapat mencontoh apa yang Rasulullah ajarkan / lakukan niscaya kebahagiaan sejati pun akan kita peroleh. Tidak perlu repot kita mencari figur untuk dijadikan contoh. Karena Rasulullah adalah contoh yang super komplit mulai dari aktivitas bangun tidur sampai tidur kembali dan apa saja yang dilakukan Beliau selalu selaras dengan aturan tuan rumah (yaitu Allah SWT).
Semoga dengan tulisan pendek ini dapat menggugah hati kita semua agar menjadi tamu yang baik di dunia ini. Menjadi tamu yang baik dan selalu mematuhi aturan yang telah ditetapkan oleh tuan rumah yaitu Allah SWT. Amin ya Robal'alamin.
Ya, benar kita sedang jadi tamu di dunia ini. Lalu siapa tuan rumahnya? Tentu saja yang jadi tuan rumah adalah penguasa langit dan bumi, yaitu Allah SWT. Tapi pernahkah hal ini kita sadari?
Banyak diantara kita yang belum atau tidak sadar bahwa kita ini sebenarnya cuma sekedar jadi tamu di dunia ini. Indikasi ketidaksadaran itu di antaranya, kita ingin tetap tinggal di dunia ini selama-lamanya, kita ingin berbuat seenak atau semau kita, kita ingin menguasai segala-galanya di dunia ini. Betul?
Sebagai seorang tamu, tentunya kita terikat oleh 3 aturan dasar, yaitu:
1. Tamu tidak selamanya akan tinggal ditempat dia bertamu.
2. Tamu harus tunduk dan mau menerima apa yang tuan rumah berikan/suguhkan.
3. Tamu harus tunduk dan patuh pada aturan yang dibuat oleh tuan rumah.
Ibarat tamu, kita pasti akan meninggalkan dunia ini. Hanya masalah waktu saja yang menjadi rahasia Allah SWT kapan saatnya kita meninggalkan dunia ini. Jadi ingat sekali lagi kita tidak akan selamanya tinggal di dunia ini. Ada kehidupan yang lebih baik dan kekal di akhirat kelak. Mari kita persiapkan bekal untuk menyambut kehidupan di akhirat kelak dengan amal sholih sesuai dengan tuntunan yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.
Ibarat tamu, kita mesti menerima apa saja yang Allah SWT berikan dengan penuh rasa ikhlas (ridho). Dengan landasan rasa ikhlas (ridho) insya Allah hidup dan hati kita akan tenang. Apapun bentuknya yang telah Allah SWT tetapkan bagi kita, kita mesti menerima dengan rasa syukur. Dengan rasa syukur, maka nikmat Allah pun akan semakin bertambah.
Ibarat tamu, kita mesti tunduk dan patuh dengan aturan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Ada contoh yang nyata sebagai standar operasional hidup kita adalah Rasulullah SAW. Barang siapa dalam hidupnya di dunia ini dapat mencontoh apa yang Rasulullah ajarkan / lakukan niscaya kebahagiaan sejati pun akan kita peroleh. Tidak perlu repot kita mencari figur untuk dijadikan contoh. Karena Rasulullah adalah contoh yang super komplit mulai dari aktivitas bangun tidur sampai tidur kembali dan apa saja yang dilakukan Beliau selalu selaras dengan aturan tuan rumah (yaitu Allah SWT).
Semoga dengan tulisan pendek ini dapat menggugah hati kita semua agar menjadi tamu yang baik di dunia ini. Menjadi tamu yang baik dan selalu mematuhi aturan yang telah ditetapkan oleh tuan rumah yaitu Allah SWT. Amin ya Robal'alamin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar